Menikmati Parodi Ala Fukuda Yuichi

_20170415_181716

Kalau ada yang bertanya siapa sutradara favorit saya, mungkin jawabannya adalah Francis Ford Coppola. Bagaimana tidak, ia lah sosok di balik trilogi Godfather, film terbaik sepanjang masa yang pernah saya tonton (ya, kita bisa kelahi di sini Bung Hair). Trilogi itu saya tempatkan jauh di atas sana bersama Gone With The Wind, juga film terbaik sepanjang masa bagi saya.

Atau mungkin Quentin Tarantino. Karena bagaimanapun, Kill Bill Volume 1 adalah puncak estetika yang dibalut dengan kekerasan yang indah. Dan close up shot Strudel saat Hans Landa menginterogasi Emanuelle Mimieux alias Soshanna Dreyfus itu sungguh….terbaik.

Begitu pula jika ada yang bertanya sutradara Jepang favorita saya, jawabannya mungkin…Sion Sono. Bagi saya ia adalah sosok yang luar biasa. Dengan ide idenya yang liar, dengan sentilan-sentilun sentilan-sentilan kecil terhadap keadaan masyarakat Jepang Modern. Atau mungkin Miike Takashi, yang mampu menggabungkan black comedy dengan kekerasan yang kadang di luar akal. Atau mungkin Hirokazu Koreeda, agar terkesan “wah…kamu anaknya artsy banget ya” atau Kurosawa Akira biar dibilang “wah kamu anaknya Japanophile banget, ya”.

Tapi semua itu dusta, Costanza~

Jika patokan seseorang menyukai sutradara tertentu adalah seberapa banyak karya yang sudah ditonton berarti jawabannya adalah Fukuda Yuichi. Loh kok bisa bos ku? Entahlah, saya pun bingung. Namun yang jelas saya punya banyak. Banyak. Banyak sekali karyanya yang sudah saya tonton. Awal mulanya hanya Yuusha Yoshihiko. Lalu Aoi Honoo…hingga akhirnya…

Yuusha Yoshihiko season 1,2,3? CHECK!

Aoi Honoo? CHECK!

Mr.Nietzsche in Convenient Store? CHECK!

Space Job: Aliens Vs Businessman? CHECK! (ok, saya streaming di youtube)

Joshi Zu? CHECK!

Super Salary Man Saenai Shi? CHECK!

Tokyo Dogs? CHECK!

Saya cuma belum nonton Hentai Kamen saja.

Melihat begitu banyaknya karyanya yang sudah saya lahap, rasanya tak salah jika Yuichi didaulat sebagai sutradara favorit saya. Pun begitu, saya pun sudah familiar dengan ciri khas karya karyanya hingga dalam sekali pandang saya sudah bisa menebak apakah drama/film ini adalah karya Yuichi atau bukan. Mengapa? Karena sutradara kelahiran 56 tahun lalu memiliki gaya yang sangat sangat khas yang sangat bisa dikenali. Tapi yang paling khas adalah, kebanyakan karyanya bertema parodi.

Yuusha Yoshihiko adalah parodi game RPG, terutama dragon quest. Joshi Zu adalah parodi seri super sentai atau yang lebih dikenal dengan seri superhero.  Di dalamnya pun masih terdapat parodi yang berkaitan dengan budaya populer Jepang.

Walhasil saat menonton karya Fukuda kita paling tidak harus punya latar belakang pengetahuan tentang budaya populer negeri tersebut. Karena jika tidak, kita hanya akan berkata “ha?” sepanjang durasi karyanya.  Humor yang ada pun menjadi sangat kontekstual karena  ya itu tadi, Fukuda sangat keukeuh mengambil tema budaya populer Jepang.

Fukuda juga memiliki konsep humor yang sangat terstruktur. Terutama jika menggarap karya adaptasi manga. Punchline yang ditempatkan secara apik dan tidak terduga, penggunaan komedi nan over the top Dan sangat komikal adalah salah satu ciri khasnya. Ambil contoh adegan Honoo yang ditelepon Mad Holy, editor Shounen Jump, Hono digambarkan menembus awan, secara harfiah. Humor nan lebay namun tetap menggelitik.

Seperti juga Quentin Tarantino, Fukuda memiliki beberapa favorit yang selalu atau sering ada di setiap karyanya. Salah satunya adalah Sato Jirou. Sungguh, dia ada di mana mana. Yuusha Yoshihiko? Ada! Niiche sensei? Ada. Joshi Zu? Ada. Aoi Honoo? Juga ada. Aktor satu ini bagaikan Samuel L. Jackson di film Tarantino.

Mengingat saya begitu menyukai karya karya Fukuda maka tentu saja saya banyak berharap di film Gintama. Bagaimana tidak, Gintama pada dasarnya adalah anime parodi dan Fukuda adalah ahlinya parodi. Saya yakin film ini akan sukses dan menggelitik perut penggemar nya.

Jadi mari duduk dan nikmati parodi ala Fukuda Yuichi.

BGM: Album Just Bring It – Band Maid

Cemilan: Keripik koin setan

Author: manusiaplanetnamec

Manusia biasa yang menjalani hidup yang tidak biasa

4 thoughts on “Menikmati Parodi Ala Fukuda Yuichi”

  1. Wah, Hentai Kamen dan sequelnya itu wajib Anda tonton, sebelum tonton jangan lupa siapkan kantung untuk menampung muntahan

    Like

Leave a comment